Menurut Harsono (2008), nyeri kepala merupakan keluhan neurologis dengan berbagai macam penyebabnya baik yang bersifat intrakranial maupun ekstrakranial. Nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak nyaman pada daerah seluruh kepala dengan batas bawah dari dagu sampai ke daerah belakang telinga (Sjahrir, 2008). Nyeri kepala merupakan gejala umum yang pernah dialami hampir semua orang setidaknya satu kali selama hidupnya (Ariani, 2012).
1. Klasifikasi Nyeri Kepala
Menurut International Headache Society (HIS), nyeri kepala diklasifikasikan menjadi beberapa tipe:
a Nyeri kepala primer antara lain migraine, Tension Type Headache, Cluster Type Headache dan cephalgia trigeminal.
b Nyeri kepala sekunder antara lain nyeri kepala yang berkaitan dengan trauma kepala atau leher, kelainan vaskular kranial atau servikal, infeksi, homeostatis, kelainan kranium, leher, mata, telinga, hidung, sinus, gigi, mulut serta struktur fasial atau kranial lainnya, kelainan psikiatrik serta neuralgia cranial, sentral atau nyeri fasial primer (Pirce dan Wilson, 2014).
2. Etiologi Nyeri Kepala
Nyeri kepala merupakan gejala dari berbagai penyakit dan biasanya merupakan keluhan utama. Nyeri kepala dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain stress emosional dan kelelahan, menstruasi, rangsangan dari lingkungan seperti kebisingan, kerumunan atau cahaya terang, gloukoma, inflamasi pada mata, mucosa hidung atau sinus paranasal, penyakit di kepala, gigi, arteri ekstrakranial atau telinga luar maupun dalam, alkohol, nitrat dan histamin, penyakit sistemik, hipertensi, peningkatan tekanan intrakranial, trauma kepala atau tumor serta perdarahan intrakranial, abses atau pembengkakan pembuluh darah (Hartono,2011).
Dalam Traditional Chinese Medicine (TCM), nyeri kepala disebut “Tou Tong” (Sim Kie Jie, 2008). Headache atau nyeri kepala merupakan gejala yang paling umum dari berbagai penyakit dan gangguan. Nyeri kepala dalam Traditional Chinese Medicine (TCM) dibagi menjadi dua jenis yaitu nyeri kepala yang disebabkan oleh patogen luar dan nyeri kepala yang disebabkan oleh faktor dari dalam tubuh (Bai Xinghua, 1996).
A. Mekanisme Kerja Akupunktur Kasus Nyeri Kepala
Rangsangan dari penusukan jarum akupunktur akan diteruskan ke Peri Aqueductal Grey matter di otak tengah, kemudian melalui jalur nucleus raphe magnus yang bersifat serotoninergik merangsang stalked cell mengeluarkan enkafalin yang akan menghambat substansia gelatinosa untuk menyalurkan hantaran nyeri. Nucleus paragigantocellularis di medula oblongata yang bersifat noradrenergic melalui locus cereleus menghambat nyeri. Penjaruman juga akan mengaktifkan nucleus arcuatus di hipotalamus sehingga melepaskan beta-endorfin yang akan menghambat impuls nyeri melalui jalur periaqueductal grey, selain itu beta-endorfin juga masuk sirkulasi darah dan cairan serebrospinal sehingga menyebabkan analgesia fisiologik. Sel marginal akan memberi cabang ke subnucleus reticularis dorsalis di medula oblongata, yang akan menghambat impuls nyeri (Kartika, 2011)
Terapi akupunktur akan menstimulasi serabut-A akan mengakibatkan modulasi sensori pada bagian ujung dorsal di tingkat segmental yang saling terkait melalui pelepasan met-enkefalin. Pemberian stimulus nyeri seperti jarum terhadap kontrol inhibitor nyeri yang difus akan mengakibatkan efek analgetik yang sifatnya heterosegmental. Jalur spinotalamus dan spinoretikular juga distimulasi pada bagian ujung dorsal melalui otak bagian tengah, bersinap di dalam periquaduktal abu-abu, selanjutnya menstimulasi serabut inhibitor desenden yang mempengaruhi proses aferen. Efek analgetik heterosegmental (pada masing-masing tingkatan di seluruh tubuh) dapat dicapai. Noradrenalin dan serotonin merupakan neurotransmitter kunci yang bertanggung jawab terhadap modulasi nyeri. Adanya pelepasan zat enkefalin, dinorfin dan beta-endorfin, yang memberikan stimulus reseptor opioid. Regulasi produksi opioid endogen terhadap pengalaman sensasi perasaan nyaman dapat menciptakan suatu mekanisme untuk menghasilkan efek terus-menerus atau secara permanen (Yoga, dkk, 2016).
Menurut penelitian yang dilakukan He Qing-yong,et al.,(2009), penusukan pada titik Baihui (GV 20), Fengchi (GB 20), Shuaigu (GB 8), Xingjian (LR 2), Neiguan (PC 6), Sanyinjiao (SP 6) and Ashi points dengan penusukan mencapai deqi dengan manipulasi lifting-thrusting dan rotating dengan waktu 20 menit yang dilakukan rutin seminggu dua kali mencapai hasil yang signifikan dalam penatalaksanaan nyeri kepala.