Acne adalah penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan menahun folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, nodus, dan kista pada tempat predileksinya. Tempat predileksi akne vulgaris adalah muka, bahu, dada bagian atas, dan punggung bagian atas. Lokasi kulit lainnya, misalnya leher, lengan atas, dan glutea kadang-kadang terkena. Sedangkan Acne vulgaris atau jerawat adalah penyakit kulit obstruktif dan inflamatif kronik pada unit pilosebasea yang sering terjadi pada masa remaja. Acne sering menjadi tanda pertama pubertas dan dapat terjadi satu tahun sebelum menarkhe atau haid pertama.
Faktor penyebab acne vulgaris atau jerawat, antara lain:
a. Genetik
Acne kemungkinan besar merupakan penyakit genetik dimana pada penderita terdapat peningkatan respon unit pilosebaseus terhadap kadar normal androgen dalam darah. Menurut sebuah penelitian, adanya gen tertentu (CYP17-34C/C homozigot Chinese men) dalam sel tubuh manusia, meningkatkan terjadinya acne.
b. Faktor Hormonal
Pada 60–70% wanita lesi akne menjadi lebih aktif kurang lebih satu minggu sebelum haid oleh karena hormon progesteron. Estrogen dalam kadar tertentu dapat menekan pertumbuhan akne karena menurunkan kadar gonadotropin yang berasal dari kelenjar hipofisis. Hormon Gonadotropin mempunyai efek menurunkan produksi sebum. Progesteron dalam jumlah fisiologis tidak mempunyai efek terhadap efektifitas terhadap kelenjar lemak . Produksi sebum tetap selama siklus menstruasi, akan tetapi kadang progesteron menyebabkan acne premestrual.
c. Makanan (diet)
Terdapat makanan tertentu yang memperberat acne vulgaris. makanan tersebut antara lain adalah makanan tinggi lemak (gorengan, kacang, susu, keju, dan sejenisnya), makanan tinggi karbohidrat (makanan manis, coklat, dll), alkohol, makanan pedas, dan makanan tinggi yodium (garam). Lemak dalam makanan dapat mempertinggi kadar komposisi sebum.
d. Faktor Kosmetik
Bahan-bahan kimia yang ada dalam kosmetik dapat langsung menyebabkan akne vulgaris. Biasanya kosmetik ini menyebabkan acne dalam bentuk ringan terutama komedo tertutup dengan beberapa lesi papulopustul di daerah pipi dan dagu. Dari 5204 responden yang terbanyak menimbulkan akne vulgaris adalah kosmetik pembersih, dekoratif dan perawatan, selebihnya mempunyai persentase yang sangat rendah.
e. Faktor Infeksi dan Trauma
Peradangan dan infeksi di folikel pilosebasea terjadi karena adanya peningkatan jumlah dan aktivitas flora folikel yang terdiri dari Propionilbacterium Acnes, Corynebacterium Acnes, Pityrosporum ovale dan Staphylococcus epidermidis. Bakteri-bakteri ini berperan dalam proses kemotaksis inflamasi dan pembentukan enzim lipolitik yang mengubah fraksi lipid sebum. Propionilbacterium Acnes berperan dalam iritasi epitel folikel dan mempermudah terjadinya acne. Selain itu, adanya trauma fisik berupa gesekan maupun tekanan dapat juga merangsang timbulnya akne vulgaris . Keadaan tersebut dikenal sebagai akne mekanika, dimana faktor mekanika tersebut dapat berupa Gesekan, tekanan, peregangan, garukan, dan cubitan pada kulit.
f. Kondisi Kulit
Kondisi kulit juga berpengaruh terhadap acne vulgaris. Ada empat jenis kulit wajah, yaitu:
1) Kulit normal, ciri-cirinya: kulit tampak segar, sehat, bercahaya, berpori halus, tidak berjerawat, tidak berpigmen, tidak berkomedo, tidak bernoda, elastisitas baik.
2) Kulit berminyak, ciri-cirinya: mengkilat, tebal, kasar, berpigmen, berpori besar
3) Kulit kering, ciri-cirinya: Pori-pori tidak terlihat, kencang, keriput, berpigmen
4) Jenis kulit berhubungan dengan akne adalah kulit berminyak. Kulit berminyak dan kotor oleh debu, polusi udara, maupun sel-sel kulit yang mati yang tidak dilepaskan dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran kelenjar sebasea dan dapat menimbulkan akne.
g. Faktor Pekerjaan
Penderita akne juga banyak ditemukan pada karyawan-karyawan pabrik dimana mereka selalu terpajan bahan-bahan kimia seperti oli dan debu-debu logam. Akne ini biasa disebut “Occupational Acne”.
Akne Vulgaris Menurut Traditional Chinese Medicine (TCM)
Akupunktur pengobatan akne vulgaris moderat dikaitkan dengan pengurangan lesi inflamasi dan peningkatan kualitas hidup. Di China kuno, akne dikenal sebagai “komedo” (fenci ), “kantung kulit wajah” (mian pi bao), “komedo arak” (jiu ci), dsb. Sebutan ini bahkan sudah ada semenjak sebelum dinasti Tang (abad ke-8 M). Traditional Chinese Medicine (TCM) menganggap bahwa akne disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan pada Qi paru-paru dan serangan patogen angin-panas dari eksternal, pola makan yang cenderung ke arah makanan yang terlalu berlemak, manis atau pedas, konstitusi tubuh yang cenderung mengarah pada Hiperaktivitas Yang, Depresi Qi hati yang menyebabkan stagnasi Qi, maupun adanya defisiensi Yin ginjal.
Menurut Sanjaya (2013), penatalaksanaan akupunktur umum ditujukan untuk mengatasi kelainan lokal di wajah (simptomatif), dan mengatasi kasus penyakit (kausatif). Titik umum yang digunakan adalah ashi point di wajah ataupun titik-titik wajah yang umum: Quanliao (SI 18), Sibai (ST 2), Juliao (ST 3), Dicang (ST 4), Jiache (ST 6), Taiyang (EX-HN 5), dan sebagainya di tambah dengan Hegu (LI 4), sebagai titik umum untuk semua kelainan wajah dan mulut (Sanjaya, 2013).
Pasien berbaring secara terlentang atau miring, kemudian dilakukan sterilisasi dan penusukan. Untuk sindrom akut diberikan terapi sehari sekali, sedangkan kronis diberikan terapi dua hari sekali. Sepuluh kali terapi adalah satu proses terapi. Antar proses terapi diberikan jarak 5-7 hari (Sanjaya, 2013).
Terdapat dua efek penusukan pada titik akupunktur, yaitu tonifikasi (Bu) dan sedasi (Xie). Penusukan menimbulkan efek tonifikasi terdapat berbagai teknik diantaranya menusuk bertahap kemudian mencabut sekaligus, jarum diputar berlawanan arah dengan aliran Qi, penusukan jarum miring searah dengan aliran Qi, setelah dicabut lubang penusukan segera ditutup, lama jarum ditinggalkan kurang dari 10 menit dan jarum ditusukkan pada saat pasien ekspirasi kemudian dicabut saat pasien inspirasi. Sedangkan penusukan menimbulkan efek sedasi terdapat berbagai teknik diantaranya menusuk sekaligus kemudian mencabut digoyang, jarum diputar searah dengan aliran Qi, penusukan miring berlawanan arah dengan aliran Qi, setelah dicabut lubang penusukan dibiarkan terbuka, lama jarum ditinggalkan lebih dari 10 menit dan jarum ditusukkan pada saat pasien inspirasi kemudian dicabut saat pasien ekspirasi (Agustin dan Kosnadi, 2005).
Griya Sehat Prima Hati
Jl. Letjen Sutoyo No. 56, Bibis Luhur, Nusukan, Banjarsari, Surakarta
CP: 085647283432